"Menjadi tua adalah takdir tetapi menjadi dewasa adalah pilihan."
Sebagaimana menjaga semangat dan antusiasme tetap bergelora. Seperti anak kecil yang amat ekspresif dan jujur akan ambisinya yang seringkali dinilai remeh oleh orang dewasa disekitarnya. Hari ini sekali lagi Tuhan membuat saya merasakan momen itu. Kecil tapi besar dampaknya.
*
Kawan, jadi anak negeri ini memang tidak gampang. Di tengah carut marut teknologi salah tempat, degradasi moral, krisis keteladanan para pemimpin, sampai PHP sistem pendidikan yang dari sononya emang labil.
Kawan, seorang guru saya bilang. Katanya orang di barat sana punya apresiasi yang tinggi. Jelekpun mereka puji!
"Oh, it's good."
"Das ist gut."
Bandingkan dengan orang kita yang lebih suka main kritik dan membahas kejeleka orang dibanding kelebihannya.
Aduh! Betapa rumitnya! Gini salah gitu salah!
Tahu apa orang-orang itu main komentar, tahu apa para pemuka itu main ambil kebijakan atas nama kami, tapi batang hidungnya sekalipun tak pernah nongol barang hanya mengendus keluhan kami!
Tak butuh janji muluk,
jaminan sistem pendidikan paling mutakhir
atau si yang terhormat datang kepada kami.
Sesungguhnya Bapak,
sesungguhnya Ibu,
kami cuma butuh sedikit berita baik
dan sedikit harapan.
*
Kawan, hari ini kami sekelas mencoba kembali. Kembali ke masa ketika segalanya masih amat indah untuk jiwa kami berkembang. Menghidupkan semboyan sekolah sebagai tama bermain yang hilang seiring semakin tinggi jenjang umur dan pendidikan. Masa bodoh dengan mereka di atas!
Kawan, hari ini kami sekelas punya hari baru dalam seminggu. Hari bekal namanya. Selepas pelajaran olahraga kami seret pantat kami duduk di taman bundar depan koperasik.
Kawan, lihatlah kotak bekal dan botol aneka warna itu. Coba kau tengok menunya. Nugget, perkedel, pecel, nasi gorengm, apel, roti maryam...
Aih sedapnya.
Dua buah gitar dan sebuah kajon pun ada.
Tidakkah mengingatkanmu akan suatu masa dalam kenangan masa kecilmu?
Tukaran bekal dan menyanyi riang yag kami sebut piknik di tengah KBM kelas.
Kawan, ayo berkonspirasi bilang masa bodoh sama kebobrokan yang bakal diwariskan ke kita kelak. Tak perlu kau ucapkan. Tunjukkan saja pada mereka dunia kita yang indah, sederhana, jujur, lugas dan penuh harapan ini.
Peduli amat kalau mereka cuma lihat noraknya tindakan kita. Paling tidak kawan, kita sudah mencoba. Lihat hanya dengan mata, atau melihat lebih dari mata dapat memandang. Terserah. Asal jangan biarkan sempitnya pandangan mereka mempengaruhi kita.
Jogjakarta, 14 Januari 2015
KBM jam ke 4 dan 5
repost line saya~
Ditulis di bis dalam perjalanan menimba ilmu ke Surabaya bersama kawa-kawan MPK-OSIS Padmanaba pada malam di hari yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar