Induk ayam saja butuh waktu dua puluh satu hari kali dua puluh empat jam nonstop mengeram agar telur-telurnya bisa menetas. Itupun tak semuanya bisa sempurna menetas. Kadang seekor anaknya mati, bahkan tak sempat jadi menetas sudah game.“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)” ― Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations
Oi, lantas tulisan seperti apa yang kau harapkan menetas dalam dua puluh satu harimu?
Belum kau hitung abstain menulis beberapa hari itu. Bayangkan jikalau kau induk Ayam. Sekejap saja kau tinggal, hancur sudah!
Jangan ngeles padaku soal mengkristalkan niat atau apalah itu. Kau dan mulut manismu sudah macam politikus saja. Jangan kau pikir aku tak rasakan apa yang kau rasa.
Bilang malas saja susahnya satu lingkaran keliling bumi sendiri!
Ini kuberikan kata-kata penyemangat untukmu.
Ingat! Bukan aku sok so sweet, bukan aku perhatian,
takut dosa aku menyimpan mutiara berharga ini seorang diri. Jangan salah paham, ini bukan kalimatku, jadi jangan terlalu kau puja puji diriku.
1. Kau merasa diri kau pengecut? Tak berani mengacungkan tangan duluan kalau ada pertanyaan yang butuh jawaban? Sulit mengaku salah? Ragu-ragu melangkah?
Kau pakai saja tangan kau untuk menulis.
Karena...
“Menulis adalah sebuah keberanian…” ― Pramoedya Ananta Toer
Jadi sering-sering saja kau menulis biar makin berani jadi orang.
2. Kau merasa kurang famous? *Buat apa juga kau cari terkenal dihadapan sesama makhluk fana hah?* Bukan pelajar jogja ganteng, pelajar jogja cantik dan bukan IGers? Alah, gituan aja kau pikir!
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
– Pramoedya Ananta Toer
– Pramoedya Ananta Toer
Berbahagialah kau yang menulis.
Tulis sajalah. Jangan kau bilang menetas kalau kau belum melampaui gigihnya ayam mengeram.
Setahuku belum ada sih orang yang sanggup menulis dua puluh satu hari kali dua puluh empat jam penuh. Bahkan tak pernah pula kusengar orang-orang kenamaan dunia berbicara yang dilakukannya sudah berakhir. Menetas begitu saja lalu sudah.
Tidak kawan,
jalan ini masih butuh perjuangan panjang.
Sabarlah. Manisnya akan kau kecup belakagan.
“Menulislah sedari SD, apa pun yang ditulis sedari SD pasti jadi.” ― Pramoedya Ananta Toer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar