Senin, 15 Desember 2014

#REPORTASEILoveZoo

FEATURES
Lengang di Tengah Keramaian 

ARBORETUM GEMBIRA LOKA ZOO

Arboretum Gembira Loka Zoo merupakan satu dari dua arboretum yang ada di Yogyakarta selain Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Terletak di areal Gembira Loka Zoo yang beralamat di Jl. Kebun Raya No. 2 Yogyakarta. Apa itu arboretum? Apa yang istimewa dari arboretum milik satu-satunya kebun binatang di Yogyakarta ini?

 Dalam bahasa latin, Arboretum berasal dari kata arbor yang berarti pohon, dan retum yang berarti tempat. Sedangkan menurut KBBI arboretum diartikan sebagai  tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan.

Arboretum Gembira Loka Zoo terletak di zona A sebelah selatan Museum Flora dan Fauna, 50 meter dari areal pintu masuk. Berbeda dengan spot-spot yang lain, Arboretum ini nyaris selalu sepi pengunjung. Letaknya memang sedikit ‘menyimpang’ dari Jalan Utama rute keliling pada map yang dibagikan ke pengunjung. Seperti halnya pada hari Minggu, 14 Desember 2014. Suasana di arboretum yang lengang amat kontras dengan kerumunan pengunjung yang memadati Gembira Loka Zoo. Adalah Pak Sutar dan Pak Yusadiansah, staf yang hari itu siap sedia memberikan tour guiding gratis bagi pengunjung yang ‘nyasar’ ke areal Arboretum. Membagi kearifan wawasan lingkungan dan teknologi flora fauna.

Tidak hanya rimbunan beraneka ragam jenis flora, terdapat pula silvikultur, rumah kaca, pembuatan kompos, akuakultur, pemijahan dan pemberokan ikan, budidaya ayam petelur, domba, dan sapi, hingga budidaya tikus putih (mencit).
“Semua yang dibudidayakan di Arboretum akan digunakan untuk kepentingan Gembira Loka Zoo sendiri.” terang Pak Yusadiansah memulai tour guidingnya pada penulis pagi itu.

Silvikultur dan RumahKaca
Dua rumah kaca langsung menyambut begitu memasuki areal Arboretum. Silvikultur merupakan tempat pembibitan tanaman. Berbagai bibit pepohonan dibiakkan di sini. Untuk kalangan pelajar atau instansi dimungkinkan pula belajar menanam di Gembira Loka yang bibitnya akan di sediakan dari Silvikultur.  Selain itu berbagai tanaman di budidayakan di dalam rumah kaca. Salah satu yang paling menonjol adalah tanaman gelombang cinta yang ditata di dalam pot-pot besar.

Akuakultur; Pemijahan, Pemberokan dan Pemeliharaan Ikan di Lahan Terbatas
            Blok-blok kolam kecil tempat pemijahan (masa pertumbuhan ikan, jantan dan betina dipisah hingga siap kawin) dan pemberokan (penyatuan jantan dan betina) di sini di desain untuk pembudidayaan di lahan terbatas. Tidak perlu empang, tidak perlu supply air sungai, cukup memanfaatkan air sumur/PDAM pun bisa. Prinsip penyaringan airnyapun persis seperti akuarium.

Mini Peternakan
Selain Silvikultur, Rumah Kaca, dan Akuakultur, Arboretum Gembira Loka Zoo juga memiliki mini peternakan ayam petelur, kambing, dan sapi. Masing-masing dilengkapi kandang ideal bagi hewan ternaknya. Sebagai contoh kandang kambing yang dirancang mudah untuk dibersihkan setiap hari serta langsung dapat memisahkan kotoran cair dan padat si kambing.
Selain untuk memenuhi kebutuhan makan reptil dan hewan karnivora Gembira Loka Zoo, hewan-hewan peternakan inipun dijual apabila terjadi over populasi.

Komposter
            Sekitar 20 meter ke selatan dari pintu masuk arboretum, terdapat banyak tong-tong komposter untuk menghasilkan pupuk padat, cair, maupun keduanya. Komposter yang ada semuanya merupakan contoh komposter yang ideal agar proses meng-kompos bisa maksimal.Bahan kompos sendiri di dapat dari sampah organik berupa dedaunan yang tiap hari di sapu oleh staf  kebersihan serta kotoran Gajah, Rusa, dan Unta koleksi Gembira Loka Zoo. Pupuk nantinya akan digunakan untuk flora di seluruh areal kebun binatang ini.
Selain itu ada satu hal yang tidak kalah menarik dari Arboretum Gembira Loka Zoo ini yaitu

Peternakan Tikus Mencit!
Di dalam sebuah rumah terdapat seratus lebih kotak plastik berukuran 30x30 cm yang di tata di rak-rak kayu. Setiap kotak diisi oleh satu tikus jantan dan lima tikus betina dewasa. Tikus betina secara bergiliran kawin dan kemudian melahirkan anak-anak mencit. Sekali melahirkan, sedikitnya ada sepuluh ekor anak mencit yang masih berwarna pink tanpa bulu akan hadir di dunia.
Anakan tikus inilah yang setiap dua sampai tiga hari sekali diambil oleh Pak Yusa sekitar pukul 10.20 sebelum feeding time, untuk memberi makan ular kecil, dan salamander Gembira Loka Zoo.

Nyaris tak dilirik padahal amat banyak hal-hal menarik yang dapat ditemukan di dalam Arboretum ini selain fungsinya sebagai paru-paru di Kota Yogyakarta. Sebagian pengunjung bahkan tidak aware dengan keberadaannya.
Seperti halnya Riski (9 th), Adit (12 th), dan Bimo (13 th) yang hari itu iseng bermain ke Gembira Loka Zoo untuk berekreasi.
“Arboretum itu apa Mbak?” tanya Adit kepada penulis ketika ditanya apakah mereka mampir ke Arboretum atau tidak.

Tertarik ke Arboretum?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar