Kamis, 25 Juni 2015

Jiwa

Jiwanya sudah hancur. Keping-keping jiwa itu terserak tajam melukai sendi-sendi hidupnya tanpa terkecuali. Bagai duri yang menancap, awalnya terasa sakit. Tak terperi sampai ia rasanya ingin mati saja. Bertahun luka itu memaksanya meraung dan menjerit. Menghiba seseorang untuk mencabut keping-duri, menyembuhkan sakit dan menutup luka-luka itu. Siang dan malam tiada pernah terputus hingga suaranya hilang ditelan angin. Luka itu masih menganga. Begitu lama hingga ia tak lagi merasakan sakitnya. Mati rasa.
Semarak pesta tidak lagi menimbulkan gelak tawa dan kebahagiaan. Pun begitu medan perang laksana panggung opera yang membisu baginya. Dunia berputar lambat dalam bingkai hitam dan putih. Tanpa warna dan emosi.

Jiwanya mati. Mati dan membusuk bersama jasad Cersei. Calon Permaisurinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar