Minggu, 29 Desember 2013

Nggak Masalah MIPA atau SOSIAL, yang Penting dari Hati

[*Post ini ditulis di awal Agustus 2013 dan lama tersimpan di DRAFT]

Hai All!
Lebih dari seminggu sudah gue resmi menelantarkan blog gue ini.
Yeah, hari-hari kemarin berlalu begtu saja dan tiba-tiba aja seminggu berlalu. Tiba-tiba aja Juli pergi dan berlalu menyisakan bulan ke delapan untuk gue -dan elo- jumpai.

Kayak yang gue selalu bilang sekarang gue udah SMA. Paling enggak secara fisik, soal mental kayaknya gue masih harus upgrade skill biar pantes dibilang anak SMA.
Menurut gue diantara angkatan-angkatan akademis yang pernah ada di jagat pendidikan bumi indonesia, tahun gue selalu jadi tahun susah. Kenapa? Karena kami selalu jadi kelinci percobaan sistem pendidikan yang makin lama makin nggak jelas arahnya ini. Jadi tikus laboratorium perubahan sistem pendidikan atas nama 'demi yang lebih baik'.

Bullshit -_-
*ampuniaku

Jaman kelas 6 SD dulu entah karena apa, tahun gue jadi tahun dengan nilai UN paling rendah dalam sejarah per-UN-nan. Bedewe, emang udah gosip bersama kalo angkatan ganjil tu hasil rerata UNnya lebih rendah dari angkatan genap. Jadi nilai 27 di tahun 2013 itu setara nilai 28 di tahun 2012, semacam itu deh. Sejauh ini sih kelihatannya bener.
Jaman gue kelas 9 SMP kemarin UN dibikin 20 paket dengan banyak masalah yang mewarnai kayak LJK yang terlalu tipis, penundaan UN karena keterlambatan soal and so on.
Dan sekarang giliran gue udah keterima di SMA, kurikulum baru resmi diluncurkan.

Please Welcome KURIKULUM 2013 *plokplokplok

 

Biar gue jelasin sedikit, kurikulum ini sebelas-dua belas sama anak kuliahan. Dari awal kita langsung dijuruskan. Ada tiga penjurusan di kurikulum baru ini.
Jurusan IPA yang namanya jadi MIPA
IPS yang jandi IIS (Ilmu-Ilmu Sosial)
dan BAHASA yang sekarang -biar lebih mentereng- jadi BAHASA DAN SASTRA.

Jadi tiga tahun lo di SMA itu bener-bener spesifik.
Materi pembelajaran digolongkan menjadi 3.
1. WAJIB : Ini adalah bidang studi yang kudu diambil semua jurusan karena sifatnya yang multiguna, universal, atau bersifat kebangsaan semacam Matematika, Sejarah, Pkn, Bahasa Inggris, Indonesia and so on
2. MINATAN: Lebih spesifiknya ini adalah bidang studi guna memperdalam jurusan yang udah kita ambil dan tiap-tiap jurusannya berbeda. Kalo lo anak MIP berarti lo kudu ambil Kimia, Biologi, Fisika, Matematika. IIS minatannya Geografi, Sejarah, Bahasa (kebetulan kelas gue milihnya Jerman), Ekonomi, Akuntansi). Sedang untuk jurusan BAHASA DAN SASTRA gue juga nggak begitu tau karena ini jurusan nggak ada di sekolah gue. Yang jelas mereka ngambil bidang studi bahasa lebih banyak dan variatif dibanding dua jurusan yang lain.
3. Dan yang terakhir adalah LINTAS MINAT : A.k.a bidang yang lo mau ambil di luar jurusan yang lo pilih. Di sinilah anak MIPA di beri kesempatan buat sama-sama belajar ekonomi, sejarah, Jerman, dll. Anak IIS juga bisa ngambil matematika, antropologi, dll. Kita bebas milih mau ngambil bidang studi apa tapi cuma boleh 2.
Efek samping pembagian ini adalah satu pelajaran jadi seolah ada dua. Sama-sama matematik tapi kalo ujian dan tes ada dua kali. Matematika Wajib dan Matematika Minatan. Sejarah, Ekonomi, dan bahasa juga gitu.

Hmmmmm...

Kalo beberapa dari lo sesama anak SMA yang juga baru menginjak kelas X mbatin 'Kok gue enggak gitu ya?' jangan heran.

Karena seperti namanya -kurikulum ini baru percobaan- dan hanya sebagian kecil sekolah yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan kurikulum baru ini. sialnya untungnya sekolah gue termasuk salah satu dari sedikit yang ditunjuk untuk melaksanakan kurikulum baru ini.

Temen-temen gue kebanyakan masih duduk di kelas X adem ayem belum dijuruskan, sementara gue -dan sesama kelinci lainnya- udah penjurusan bersamaan dengan kakak kelas gue yang kelas XI.
Waouw!

Daaaaannn... prodi yang gue ambil adalah SOSIAL.
Sebagian dari elo mungkin berteriak heran 'Whaaat?? SOSIAL?'
atau malah mikir 'Ternyata ini orang nggak cukup pinter buat masuk MIPA."

Yah, gue cuma bisa ngelus dada sambil muter mata ke kanan kiri menghembuskan nafas prihatin. Nggak, gue nggak meratapi nasib, gue kasihan sama elo-elo yang masuk kategori manusia di atas.
Kagak, bercanda gue. Intinya gue masuk sini karena demen abis dah. Satu-satunya yang bikin gue berat nggak milih MIPA cuma satu, BIOLOGI. Terlepas dari tetek bengek urusan Fisika, Kimia, blablabla, gue suka banget. Cinta setengah mati sama Biologi. Dan dengan ngambil IIS, gue nggak bakal ketemu dia. Bahkan dalam lintas minat sekalipun.

Ini dia nih yang disebut Opportunity Cost, dimana sebuah pilihan mengandung harga resiko/pengorbanan *ekonomi mode on*
Di SMA gue, SMA N 3 Yk, Kelas sosialnya cuma satu dari tahun ke tahun. Karena emang yang masuk ke SMA 3 kebanyakan mereka yang pengen jadi dokter, atau jurusan MIPA lainnya waktu kuliah nanti. Paling sedikit baik kelas (cuma satu) dan jumlah murid (cuma 19 boooo). Nggak kayak SMA lain yang paling engga ada 2 kelas.

Banyak banget orang yang masih bertanya-tanya sampe sekarang. 'Masuk IPS mau jadi apa?'
Kenyataannya sebagian besar orang di Negeri Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi buat yang punya uang ini masih menganggap
MIPA is numero uno, kalo nilai lo rendah dan dirasa nggak mampu ngikutin pelajaran baru deh lo masuk SOSIAL.
Pikiran ini menurut gue salah. SALAH BANGET.

Hey, minat orang itu beda-beda. Passion orang itu beda-beda.
Nggak berarti anak MIPA itu smart dan anak SOSIAL itu nggak cerdas. Begitupun sebaliknya. MIPA atau SOSIAL, tingkat kecerdasan dan keberhasilan seseorang itu nggak ditentukan berdasarkan penjurusan lo itu.
Semua tergantung pada masing-masing pribadi. Gitu sih kata Bapak gue.

FYI kurikulum 2013 ini jalurnya lurus. Kalo lo dari MIPA nggak bakal dapet undangan ke HI, FEB atau prodi kuliah sosial lain. Berlaku juga untuk anak IIS yang nggak bakal dapet undangan di kedokteran.

Ceritanya awal-awal masuk dulu gue sempat bimbang *ceilah*
Tiga tahun masa SMP gue nggak pernah punya sebersit keraguan kalo gue bakal ngambil jalur SOSIAL di SMA yang otomatis berlaku juga di Perguruan Tinggi.

Tapi semua berubah ketika negara api menyerang.
Nggak deng.
Semua berubah seminggu sebelum PPDB atau gampangnya seleksi masuk SMA. Tiba-tiba gue mulai terpengaruh sama kata temen, kata keluarga besar, kata guru yang kebanyakan bilang 'masuk MIPA aja'

Apalagi begitu hasil NEM gue keluar dan nilainya ternyata lumayan bagus kalo di teropong dari Mars dan gue keterima di SMA yang notabene lulusannya tahun ini 40% diterima di kedokteran.

Tapi akhirnya gue sadar kalo gue lebih enjoy belajar di kelas Sosial yang penuh dengan diskusi tanpa ujung dari berbagai aspek kayak Sejarah, Ekonomi, Kebangsaan, Politik dsb daripada nyari massa benda atau ngamat-ngamatin tabel periodik.
That's all...

Temen-temen gue di IIS orangnya juga seru, asik-asik, unik-unik, dan sama nggak beresnya sama gue *ehem

Dan gue cukup beruntung karena Bapak Ibu tercinta gue 100% support pilihan ini. Beberapa temen gue harus berurusan dengan orang tua dan bersitegang cukup lama karena pilihan ini. Beberapa bahkan tetap bertahan di IPA karenanya.

Betapa bersyukurnya gue punya orang tua super baik dan super demokratis dan tahu kalau anaknya bisa mati merana kalau ditaruh di MIPA.
Wkwkw

"Nggak masalah mau IPA atau SOSIAL, yang penting dari hati, Bapak nggak bakal ngelarang-larang kok,"

Kata-kata malaikat Bapak gue ini nggak bakal gue lupain dah.....

Nah, ini gue, gimana dengan elo kawans? :3
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar