Senin, 30 Desember 2013

Ketika Kita Tidak Saling Bicara, Bahasa Tubuhmu dan Isyaratku Berbicara

Kamu tahu aku tidak dengan mudah mengizinkan seseorang singgah di sebahagian diriku.
Kamu tahu betapa mudahnya menarik perhatianku untuk sesaat dan sulitnya membuatku tetap bertahan di sana.
Dan kamu tahu bagaimana aku ketika seseorang kuizinkan singgah di sebahagian hatiku.
Ketika seseorang membuatku tetap mempertahankan imaji perasaanku tertinggal padanya.


Aku tahu bagaimana kamu serius ketika suatu hubungan mengikatmu.
Aku tahu bahwa kasihmu tidak akan pernah pudar kecuali terkhianati.
Dan aku tahu ketika kau berkomitmen tidak ada yang dapat menggoyahkanmu sejengkalpun.
Kasihmu kuat, tegas, dan hangat.

Kamu tahu aku membuka hatiku untukmu sebagaimana aku tahu kamu berkomitmen mengasihiku.
Sejak awal pertemuan
Sejak awal hubungan ini berjalan
Tidak ada interaksi di dunia maya,
Tidak ada pesan singkat penanya kabar,
atau telepon manis di tengah dinginnya malam
Sadarkah kamu?
Baik aku dan kamu tidak saling menyimpan nomor seluler satu sama lain.
Hanya pemberitahuan manis 'You follow at each other' yang aku dan kamu sepakati untuk dicantumkan bersama di media bluebird kita. Padahal aku tahu sebagaimana kamu tahu, kita sama-sama penggila sosial media. Kamu dengan si bluebird, dan aku dengan diary elektronik.

Interaksi antara kita berjalan begitu alami tidak dipaksakan.
Bertemu lalu berbicara, kadang hanya sapa sambil lalu ketika kita berselisih jalan di lorong SMA yang luas.
Kadang hanya tatapan di kejauhan ketika kamu bersama temanmu dan aku dengan temanku.
Kadang hanya pembicaraan berdua yang kita sepakati bersama. Berkompromi dengan waktu di antara kesibukan eventku dan padatnya studimu.

Mereka bilang hubungan ini tidak lazim dijalani.
Kamu hanya tesenyum, aku angkat bahu.
Bukankah sebuah hubungan memang tidak seharusnya diumbar ke seantero dunia.
Tidak semestinya pamer kemesraan dan kata-kata sayang secara terbuka.
Karena semua hanya sementara.
Kecuali komitmen yang kita simpan berdua. Kontak yang dibangun dengan kepercayaan dan bukan teror kekhawatiran berlabel komunikasi terbuka, di sosial media apalagi.
Cukup kasih yang kita bicarakan bersama dan perhatian manis yang jelas hanya untukku dan untukmu bukannya proklamasi kemesraan kepada dunia.
Cukup seperti ini. Agar semuanya jelas di antara kita.



My bestie's and her unrational relationship


#SUMO1: Desember Selalu Mengingatkan Aku Padamu dan Jarak Antara Kita

"And I go back to December all the time.
It turns out freedom ain't nothing but missing you.
Wishing I'd realized what I had when you were mine.
I'd go back to December, turn around and make it all right.
I go back to December all the time."


Taylor Swift-Back to December

Bukankah penyesalan selalu datang belakangan?
Seperti halnya aku yang menyesal atas kepergianmu...

Add caption


"Apa keinginanmu?"
Hari itu tepat 31 Desember menjelang tahun 2012. Kita berdiri tengadah menatap langit di balkon flat 3 lantai di tengah kota. Merekam langit terakhir 2011 di dalam ingatan masing-masing. Langit yang gelap di selingi taburan bintang sesaat sebelum count down tahun baru di mulai dan langit di penuhi berjuta kembang api.

Percakapan terakhirku denganmu di tahun itu dan tahun-tahun setelahnya.
Aku masih ingat setiap detil percakapan kita malam itu.Gerak-gerikmu. Hoodie kuning cerah kesukaanmu. Sneaker putih susu dan headset abu-abu yang kau biarkan bisu menempel di telingamu.
Aku masih ingat senyum lebar dan matamu yang bersinar laksana kejora.
Tahun ini seperti Desember tahun lalu, lagu Back to December (Taylor Swift) selalu kuputar berulangkali tanpa jenuh kapan dan dimanapun. Menjadi soundtrack di bulan Desember.
Mengingatkan aku padamu, pada hujan dan jarak di antara kita.

"These days I haven't been sleeping,
Staying up, playing back myself leavin"



Aku masih merindukanmu.
Tapi kau tak mungkin kembali lagi. Jarak itu jauh membentang di antara kita.

And when I miss U
I go back to December all the time.
All the time.

Mengenang Desember dua tahun lalu bersamamu,
Langit Putera R.

Lirik Lagu Back To December by Taylor Swift


I'm so glad you made time to see me.
How's life? Tell me how's your family?
I haven't seen them in a while.
You've been good, busier than ever,
We small talk, work and the weather,
Your guard is up and I know why.
Because the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind.
You gave me roses and I left them there to die.

So this is me swallowing my pride,
Standing in front of you saying, "I'm sorry for that night,"
And I go back to December all the time.
It turns out freedom ain't nothing but missing you.
Wishing I'd realized what I had when you were mine.
I'd go back to December, turn around and make it all right.
I go back to December all the time.

These days I haven't been sleeping,
Staying up, playing back myself leavin'.
When your birthday passed and I didn't call.
And I think about summer, all the beautiful times,
I watched you laughing from the passenger side.
Realized that I loved you in the fall.

And then the cold came, the dark days when fear crept into my mind
You gave me all your love and all I gave you was "Goodbye".

So this is me swallowing my pride
Standing in front of you saying, "I'm sorry for that night."
And I go back to December all the time.
It turns out freedom ain't nothing but missing you,
Wishing I'd realized what I had when you were mine.
I'd go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time.

I miss your tanned skin, your sweet smile,
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night –
The first time you ever saw me cry.

Maybe this is wishful thinking,
Probably mindless dreaming,
But if we loved again, I swear I'd love you right.

I'd go back in time and change it but I can't.
So if the chain is on your door I understand.

But this is me swallowing my pride
Standing in front of you saying, "I'm sorry for that night."
And I go back to December...
It turns out freedom ain't nothing but missing you,
Wishing I'd realized what I had when you were mine.
I'd go back to December, turn around and make it all right.
I'd go back to December, turn around and change my own mind

I go back to December all the time.
All the time.

Minggu, 29 Desember 2013

Nggak Masalah MIPA atau SOSIAL, yang Penting dari Hati

[*Post ini ditulis di awal Agustus 2013 dan lama tersimpan di DRAFT]

Hai All!
Lebih dari seminggu sudah gue resmi menelantarkan blog gue ini.
Yeah, hari-hari kemarin berlalu begtu saja dan tiba-tiba aja seminggu berlalu. Tiba-tiba aja Juli pergi dan berlalu menyisakan bulan ke delapan untuk gue -dan elo- jumpai.

Kayak yang gue selalu bilang sekarang gue udah SMA. Paling enggak secara fisik, soal mental kayaknya gue masih harus upgrade skill biar pantes dibilang anak SMA.
Menurut gue diantara angkatan-angkatan akademis yang pernah ada di jagat pendidikan bumi indonesia, tahun gue selalu jadi tahun susah. Kenapa? Karena kami selalu jadi kelinci percobaan sistem pendidikan yang makin lama makin nggak jelas arahnya ini. Jadi tikus laboratorium perubahan sistem pendidikan atas nama 'demi yang lebih baik'.

Bullshit -_-
*ampuniaku

Jaman kelas 6 SD dulu entah karena apa, tahun gue jadi tahun dengan nilai UN paling rendah dalam sejarah per-UN-nan. Bedewe, emang udah gosip bersama kalo angkatan ganjil tu hasil rerata UNnya lebih rendah dari angkatan genap. Jadi nilai 27 di tahun 2013 itu setara nilai 28 di tahun 2012, semacam itu deh. Sejauh ini sih kelihatannya bener.
Jaman gue kelas 9 SMP kemarin UN dibikin 20 paket dengan banyak masalah yang mewarnai kayak LJK yang terlalu tipis, penundaan UN karena keterlambatan soal and so on.
Dan sekarang giliran gue udah keterima di SMA, kurikulum baru resmi diluncurkan.

Please Welcome KURIKULUM 2013 *plokplokplok

 

Biar gue jelasin sedikit, kurikulum ini sebelas-dua belas sama anak kuliahan. Dari awal kita langsung dijuruskan. Ada tiga penjurusan di kurikulum baru ini.
Jurusan IPA yang namanya jadi MIPA
IPS yang jandi IIS (Ilmu-Ilmu Sosial)
dan BAHASA yang sekarang -biar lebih mentereng- jadi BAHASA DAN SASTRA.

Jadi tiga tahun lo di SMA itu bener-bener spesifik.
Materi pembelajaran digolongkan menjadi 3.
1. WAJIB : Ini adalah bidang studi yang kudu diambil semua jurusan karena sifatnya yang multiguna, universal, atau bersifat kebangsaan semacam Matematika, Sejarah, Pkn, Bahasa Inggris, Indonesia and so on
2. MINATAN: Lebih spesifiknya ini adalah bidang studi guna memperdalam jurusan yang udah kita ambil dan tiap-tiap jurusannya berbeda. Kalo lo anak MIP berarti lo kudu ambil Kimia, Biologi, Fisika, Matematika. IIS minatannya Geografi, Sejarah, Bahasa (kebetulan kelas gue milihnya Jerman), Ekonomi, Akuntansi). Sedang untuk jurusan BAHASA DAN SASTRA gue juga nggak begitu tau karena ini jurusan nggak ada di sekolah gue. Yang jelas mereka ngambil bidang studi bahasa lebih banyak dan variatif dibanding dua jurusan yang lain.
3. Dan yang terakhir adalah LINTAS MINAT : A.k.a bidang yang lo mau ambil di luar jurusan yang lo pilih. Di sinilah anak MIPA di beri kesempatan buat sama-sama belajar ekonomi, sejarah, Jerman, dll. Anak IIS juga bisa ngambil matematika, antropologi, dll. Kita bebas milih mau ngambil bidang studi apa tapi cuma boleh 2.
Efek samping pembagian ini adalah satu pelajaran jadi seolah ada dua. Sama-sama matematik tapi kalo ujian dan tes ada dua kali. Matematika Wajib dan Matematika Minatan. Sejarah, Ekonomi, dan bahasa juga gitu.

Hmmmmm...

Kalo beberapa dari lo sesama anak SMA yang juga baru menginjak kelas X mbatin 'Kok gue enggak gitu ya?' jangan heran.

Karena seperti namanya -kurikulum ini baru percobaan- dan hanya sebagian kecil sekolah yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan kurikulum baru ini. sialnya untungnya sekolah gue termasuk salah satu dari sedikit yang ditunjuk untuk melaksanakan kurikulum baru ini.

Temen-temen gue kebanyakan masih duduk di kelas X adem ayem belum dijuruskan, sementara gue -dan sesama kelinci lainnya- udah penjurusan bersamaan dengan kakak kelas gue yang kelas XI.
Waouw!

Daaaaannn... prodi yang gue ambil adalah SOSIAL.
Sebagian dari elo mungkin berteriak heran 'Whaaat?? SOSIAL?'
atau malah mikir 'Ternyata ini orang nggak cukup pinter buat masuk MIPA."

Yah, gue cuma bisa ngelus dada sambil muter mata ke kanan kiri menghembuskan nafas prihatin. Nggak, gue nggak meratapi nasib, gue kasihan sama elo-elo yang masuk kategori manusia di atas.
Kagak, bercanda gue. Intinya gue masuk sini karena demen abis dah. Satu-satunya yang bikin gue berat nggak milih MIPA cuma satu, BIOLOGI. Terlepas dari tetek bengek urusan Fisika, Kimia, blablabla, gue suka banget. Cinta setengah mati sama Biologi. Dan dengan ngambil IIS, gue nggak bakal ketemu dia. Bahkan dalam lintas minat sekalipun.

Ini dia nih yang disebut Opportunity Cost, dimana sebuah pilihan mengandung harga resiko/pengorbanan *ekonomi mode on*
Di SMA gue, SMA N 3 Yk, Kelas sosialnya cuma satu dari tahun ke tahun. Karena emang yang masuk ke SMA 3 kebanyakan mereka yang pengen jadi dokter, atau jurusan MIPA lainnya waktu kuliah nanti. Paling sedikit baik kelas (cuma satu) dan jumlah murid (cuma 19 boooo). Nggak kayak SMA lain yang paling engga ada 2 kelas.

Banyak banget orang yang masih bertanya-tanya sampe sekarang. 'Masuk IPS mau jadi apa?'
Kenyataannya sebagian besar orang di Negeri Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi buat yang punya uang ini masih menganggap
MIPA is numero uno, kalo nilai lo rendah dan dirasa nggak mampu ngikutin pelajaran baru deh lo masuk SOSIAL.
Pikiran ini menurut gue salah. SALAH BANGET.

Hey, minat orang itu beda-beda. Passion orang itu beda-beda.
Nggak berarti anak MIPA itu smart dan anak SOSIAL itu nggak cerdas. Begitupun sebaliknya. MIPA atau SOSIAL, tingkat kecerdasan dan keberhasilan seseorang itu nggak ditentukan berdasarkan penjurusan lo itu.
Semua tergantung pada masing-masing pribadi. Gitu sih kata Bapak gue.

FYI kurikulum 2013 ini jalurnya lurus. Kalo lo dari MIPA nggak bakal dapet undangan ke HI, FEB atau prodi kuliah sosial lain. Berlaku juga untuk anak IIS yang nggak bakal dapet undangan di kedokteran.

Ceritanya awal-awal masuk dulu gue sempat bimbang *ceilah*
Tiga tahun masa SMP gue nggak pernah punya sebersit keraguan kalo gue bakal ngambil jalur SOSIAL di SMA yang otomatis berlaku juga di Perguruan Tinggi.

Tapi semua berubah ketika negara api menyerang.
Nggak deng.
Semua berubah seminggu sebelum PPDB atau gampangnya seleksi masuk SMA. Tiba-tiba gue mulai terpengaruh sama kata temen, kata keluarga besar, kata guru yang kebanyakan bilang 'masuk MIPA aja'

Apalagi begitu hasil NEM gue keluar dan nilainya ternyata lumayan bagus kalo di teropong dari Mars dan gue keterima di SMA yang notabene lulusannya tahun ini 40% diterima di kedokteran.

Tapi akhirnya gue sadar kalo gue lebih enjoy belajar di kelas Sosial yang penuh dengan diskusi tanpa ujung dari berbagai aspek kayak Sejarah, Ekonomi, Kebangsaan, Politik dsb daripada nyari massa benda atau ngamat-ngamatin tabel periodik.
That's all...

Temen-temen gue di IIS orangnya juga seru, asik-asik, unik-unik, dan sama nggak beresnya sama gue *ehem

Dan gue cukup beruntung karena Bapak Ibu tercinta gue 100% support pilihan ini. Beberapa temen gue harus berurusan dengan orang tua dan bersitegang cukup lama karena pilihan ini. Beberapa bahkan tetap bertahan di IPA karenanya.

Betapa bersyukurnya gue punya orang tua super baik dan super demokratis dan tahu kalau anaknya bisa mati merana kalau ditaruh di MIPA.
Wkwkw

"Nggak masalah mau IPA atau SOSIAL, yang penting dari hati, Bapak nggak bakal ngelarang-larang kok,"

Kata-kata malaikat Bapak gue ini nggak bakal gue lupain dah.....

Nah, ini gue, gimana dengan elo kawans? :3
 

Sabtu, 28 Desember 2013

It's a Big La La La~`

Halo duniaaaaa~`

Lama banget udah nggak nge-post di blog lapuk satu ini.
Dan sekali lagi ini blog udah ganti url lagi dari lintangbintang127.blogspot.com jadi venuzvenus.blogspot.com
Layoutnya juga lebih sederhana dan enak dibaca daripada yang sebelumnya (yaelah, emang ada yang baca?)

Tahun pertama di SMA berjalan dengan super padatnya, dan alhamdulillah sudah berlangsung setengahnya.
Yep, satu semester berlalu sudah.
Dan hari ini rapor itu dibagikan *sing....*

Okeee, nilai, rapor, atau entah apalah itu sekarang jadi topik yang paling pengen saya hindari *ehem* If you know what I meant :[
Dan yah, rapor ini berbeda dari rapor-rapor yang sudah ada *kalau masih bisa di bilang rapor*
SMA N 3 Padmanaba Yogyakarta, seperti halnya SMA N 1 Yogyakarta, SMA N 2 Yogyakarta, dan SMA N 8 Yogyakarta merupakan SMA percontohan untuk kurikulum baru tercinta kita: KURIKULUM 2013.Kurikulum di mana anak SMA polos unyu-unyu nan lugu seperti saya *muntah* diharuskan penjurusan sejak kelas X. Sekilas info saya memilih prodi IPS yang berkat kurikulum 2013 namanya berubah menjadi IIS (Ilmu-Ilmu Sosial).

Banyak banget yang bilang kurikulum ini udah kayak anak kuliahan aja.
1. Dari segi pembelajarannya yang udah student basic alias kita sebagai siswa  dituntut aktif dan guru hanya fasilitator. Diskusi lalala lilili nggak jelas, worksheet, presentasi, dan tugas-tugas seabrek lainnya.
2.  Dari segi materi pembelajaran, bisa dibilang lebih cepet dibanding kurikulum 2006. Gampangannya kita belajar materi yang sama dengan kakak-kakak kelas XI dan XII.
3. Dari segi penilaian dimana nilai karakter, keaktifan dan ke-kritisan dalam mengikuti baik pelajaran di kelas, di luar kelas, dan ekstrakulikuler jadi titik vital dan bukan hanya nilai tambah

Seperti yag saya singgung di atas. Rapornya kurikulum tercinta kita yang sudah berjalan satu semester ini juga berbeda bung! Lupakan nilai-nilai 7,8,9 koma sekian itu...
Di sini kita pake IP (Indeks Prestasi) per mapel dengan IP maksimal 4,00 (ini dia yang paling mirip sama anak kuliahan)
Persis deh kayak rapornya mahasiswa.

Jangan tanyakan IP ke saya oke? Apalagi untuk matematika, pliss.
Fyuhh, itu dia sekilas tentang akademis di awal semester.

[TOPIK AKADEMIS DICUKUPKAN SAMPAI DI SINI]

Thans god, berlalunya masa penerimaan rapor= libur di mulai= dada rutinitas = hello journey XD
Thanks GOD, berkat liburan, akhirnya ada juga waktu untuk post di blog ini Huhuhu *nangisharu*

Happy Holiday All!!! Be ready for 2014!!