Selasa, 31 Mei 2016

11/28 #BahagiadiRumah: Espresso dan Machiato

Obrolan tentang dua sahabat karib perkopian ini berlangsung di suatu malam di ruang makan antara saya dan Ang. Jaman itu saya sedang ujian sekolah dan Ang libur semingguan lebih. Walaupun SMA kita beda, tapi jadwal sedaerah sama semua.
Ceritanya Ang habis pulang dari ditraktir temennya makan di kafe. Karena kafenya emang spesialis kopi, jadilah dia pesen kopi di sana. Berhubung tuh makhluk satu ga dong plonga plongo soal kopi jadilah dia dia menerapkan metode gambling yang sering saya pakai kalo lagi ulangan matematika. LIHAT YANG AURA HURUFNYA PALING BERSINAR. Jadilah dia memilih nama (yang menurut Ang) paling ucul *dibaca terbalik.red*.



Pilihannya jatuh kepada MACHIATO (sampai disini penggemar kopi pasti sudah bisa menebak arah tulisan).
Firasat jelek mulai menjadi nyata bersamaan dengan kopi yang disajikan dengan cangkir yang super duper mini. Dan saya mengalaminya tepat setahun sebelum Ang. Ditraktir temen juga. Dan saya teringat dengan kata-kata Ang malam itu.
“Tapi aku masih bersyukur Kak. Temenku yang nggak dong juga, pesennya espresso. Dan itu setengah porsinya Machiato. Mana warnanya solid black lagi.” Saya tersenyum. Mengingat pilihan kopi saya setahun lalu.







Dan ya, ini pesan moral bagi kalian-kalian yang nggak ngerti tentang kopi. DON’T JUDGE COFFE BY ITS NAME.  Tampilan princess rasa rambo kan kecewa lu
nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar